Seorang manusia telah memiliki hak sejak mereka lahir. Ketika lahir, manusia telah mempunyai hak dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Setiap orang berhak mendapatkan haknya setelah memenuhi kewajibannya.
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Seorang anak memiliki hak terhadap orang tuanya atas kasih sayang yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu anak. Sedangkan orang tua mempunyai kewajiban/keharusan untuk anak-anaknya, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh anak. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh orang tua.
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis. Perhatikan cerita di bawah ini.
Tanggung Jawabku Juga
Lastri cemberut mendengarkan permintaan kakaknya. Ia diminta untuk menggantikan Ibu yang sedang sakit untuk berjualan di pasar.
“Mengapa bukan Kak Surti saja yang menggantikan Ibu?”
“Andai Kakak tidak ada ujian, pasti Kakak akan menggantikan Ibu, Lastri. Kakak minta tolong ya… Nanti begitu selesai ujian, Kakak akan langsung ke pasar,” Surti berkata kepada adiknya.
“Aku juga ada ulangan, Kak. Aku malah belum belajar sama sekali, jadi harus berangkat lebih pagi agar dapat belajar di sekolah,” Lastri terus merajuk. “Sebentar saja, Lastri. Kamu masuk siang, kan? Masih cukup waktu kalau menunggu Kakak datang. Sambil menunggu dagangan Ibu, kamu dapat belajar,” ujar Surti.
“Tidak dapat, Kak, aku tidak mau terburu-buru belajarnya. Aku mau berangkat sekarang. Kalau Kakak memang tidak dapat, ya tidak usah jualan saja hari ini.”
Lastri meninggalkan Surti yang termangu sedih.
***
Di dalam mobil angkutan, mata Lastri tertuju kepada seorang ibu dan anak perempuan yang duduk persis di hadapannya. Si anak tampak murung,.
Barangkali ia juga sedang kesal seperti aku, karena dipaksa melakukan sesuatu oleh Ibunya. Lastri membatin sambil berusaha mendengarkan percakapan antara keduanya.
Sang ibu mengusap air mata anaknya, “Maaf ya, Nak. selama ayahmu sakit, Ibu sama sekali tidak dapat berjualan. Tabungan kita juga habis terpakai untuk biaya rumah sakit dan pemakaman ayah. Mudah-mudahan akhir bulan nanti sudah ada hasil jualan yang dapat digunakan untuk membayar uang sekolah.” Anak perempuan itu hanya diam. Air matanya masih menggenang.
Tenggorokan Lastri tercekat, ia membuang muka tidak mau melihat wajah anak perempuan itu. Namun ke manapun matanya memandang, yang terbayang adalah wajah ibu dan Kak Surti. Sejak ayah meninggal, mereka berdualah yang membanting tulang berjualan, agar ia dan Kak Surti dapat
bersekolah dan mereka tetap dapat hidup layak.
Setiap hari, di bawah terik Matahari ataupun hujan, ibu berjualan sejak pagi buta, dan Kak Surti menggantikan sepulangnya dari sekolah. Tiba-tiba Lastri merasa bersalah dan malu karena ia tak pernah membantu lebih dari sekadar mencuci perabotan masak setelah digunakan ibu mempersiapkan makanan untuk dijual. Bahkan ketika ibu sakit dan Kak Surti ujian sehingga tidak dapat berjualan, ia menolak untuk menggantikan.
Sekolah masih jauh, tetapi Lastri menghentikan angkot dan bergegas turun. Di kepalanya hanya ada satu tujuan. Pulang. Ia ingin meminta maaf kepada Kak Surti dan berangkat ke pasar untuk menggantikan ibu berjualan. Ia sadar bahwa membantu ibu dan Kak Surti adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga.
Kewajiban | Hak | Tanggung jawab |
---|---|---|
Surti membantu ibu mencuci piring. | Surti harus mendapatkan pendidikan. | Surti harus membantu ibu. |
Surti membantu ibu berjualan | Surti mendapatkan perhatian dan kasih sayang | Surti harus mematuhi perintah kakan |
Surti menghargai kakak dan ibunya | Surti mendapatkan perlindungan dalam keluarga | Surti harus membantu anggota keluarga |